Cara Memarahi Anak yang Benar dan Tidak Menyakiti Perasaan

  
cara memarahi anak yang benar

Orang tua memarahi anak adalah hal yang wajar. Bahkan, dalam satu kondisi malah diharuskan. Namun, pastikan cara memarahi anak yang benar harus digunakan oleh orang tua. Karena ini terkait dengan tumbuh kembangnya kelak.

Ada beberapa cara memarahi anak yang aman dan tidak membuat anak menjadi tertutup dan pemarah. Paling tidak anak menjadi sadar kalau ia dimarahi karena ada kesalahan yang telah dibuat. Berikut cara memarahi anak yang dimaksud:

1. Tidak Memarahi di Depan Orang Lain

Jangan sekali-kali memarahi anak di depan umum apapun kesalahan yang telah dibuatnya. Sebab akan muncul rasa malu yang memicu perasaan tidak simpatik anak kepada orang tua.

Jika rasa ini sudah muncul, yang ada adalah anak akan memiliki rasa dendam. Dia akan tumbuh menjadi insan pemberontak dan suka melawan. Tentu tidak ada satupun orang tua yang ingin memiliki anak dengan tipikal semacam ini.

2. Memarahi Kesalahan Hari Ini Bukan yang Lain

Ada kalanya orang tua yang sudah merasa naik pitam akhirnya mengungkit kesalahan-kesalahan dulu. Padahal anak sudah jera dan meminta maaf. Tentu, teknik kemarahan semacam ini semakin menunjukkan kalau si orang tua tidak sayang lagi pada anaknya.

Jika pun ingin marah silahkan marahi anak atas kesalahan yang dilakukan hari ini. Kalau kesalahan adalah pengulangan, maka kualitas punishment bisa ditingkatkan seperti tidak memberi uang saku dan lain sebagainya.

3. Sampaikan Kemarahan dengan Tatapan Datar

Cara memarahi anak yang benar yang ketiga adalah menyampaikan kemarahan dengan tatapan datar. Hindari memarahi anak dengan pandangan melotot, rahang tegang dan tangan terkepal. Tujuan dari kemarahan bukan untuk membuat si kecil takut. Tetapi untuk menimbulkan rasa segan sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan kesalahan yang sama di waktu yang lain..

4. Hindari Kemarahan disertai Hukuman Fisik

Jika anak kecil berbuat salah, silakan ditegur secara verbal bukan dengan menjatuhkan tangan kepadanya. Jika kekerasan yang dipilih anak akan memiliki jiwa kerdil dan penakut. Toh orang tuanya yang akan tetap direpotkan bahkan dirugikan.

Maka dari itu, jangan sekali-kali memukul anak apalagi sampai terluka dan cacat. Anak adalah insan yang hanya dititipkan oleh tuhan kepada orang tua. Maka perlakukan dia seperti titipan yang harus dikembalikan sempurna ketika sudah diminta.

5. Marahi Anak dengan Bahasa Singkat tetapi Jelas

Tips yang selanjutnya adalah marahi anak tetapi dengan bahasa yang singkat dan jelas. Biarkan anak memahami secara utuh apa alasan dia dimarahi dan alasan mengapa orang tuanya marah.

Terkadang anak mengulang kesalahan karena di periode pertama ia tidak memahami konteks kemarahan orang tua. Memang, jika dimarahi anak kadang menangis. Tetapi itu bukan berarti ia paham masalah melainkan mengerti kalau orang tua sedang marah saja.

6. Memarahi Tetapi Tidak Membentak

Jika anak kecil sering membuat masalah, tentu kemarahan orang tua juga semakin meningkat. Sekalipun demikian, tetap hindari bentakan ketika sedang memarahi anak. Apalagi yang usianya masih sangat belia. Bentakan orang tua saat marah akan membuat denyut jantung anak meningkat. Efek rasa kaget semacam ini sangat berbahaya bagi fisiknya. Tak hanya itu, anak juga bisa trauma yang terbawa sampai dewasa.

Karena beberapa alasan tersebut, maka terapkanlah cara memarahi anak yang benar yang sekiranya tidak membuat si kecil trauma dan sakit. Yang menyesal pasti orang tuanya jika terjadi sesuai dengan anak akibat kemarahan yang tidak pantas dilakukan.