Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak Untuk Menguatkan Mental Dan Tumbuh Kembangnya

  
Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak

Berbicara tentang traumatis, kondisi ini tentu saja tak boleh diremehkan terlebih jika dialami oleh anak. Pasalnya ketika seorang anak mengalami trauma maka kemungkinan besar akan mempengaruhi perkembangan dan mentalnya. Mengapa bisa begitu? Anak yang trauma seringkali akan mengalami rasa tertekan bahkan takut berkepanjangan. Nah, berikut adalah cara menghilangkan trauma pada anak yang perlu diketahui orang tua. Simak baik-baik!

1. Mencari Tahu Penyebab Trauma Anak dan Menerima Perasaan

Pada dasarnya penyebab trauma itu sendiri bisa bermacam-macam misalnya karena pelecehan seksual, tindakan bullying, kecelakaan dan lainya. Untuk mengetahui masalah anak tersebut, orang tua perlu mengajaknya berdiskusi secara langsung. Dalam hal ini orang tua perlu membimbing anak untuk bersikap terbuka dan mencoba menerima perasaan dan emosinya.

Namun ingat, saat mengajak berdiskusi anak jangan menodongnya dengan kata-kata yang memaksa yang malah membuat anak merasa takut. Lalu bagaimana menyikapinya? Jadi biarkan anak bercerita dengan nyaman, agar informasi yang diperoleh  lebih jelas dan banyak.

2. Membantu Anak Untuk Menumbuhkan Kembali Rasa Aman dan Percaya

Tak bisa dipungkiri ketika Anak merasa trauma, Ia akan kehilangan kepercayaan akan lingkungan atau merasa takut dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Hal inilah yang bisa membuat anak menjadi tertutup. Nah, dalam hal ini peran orangtua dan orang-orang disekitarnya sangat diperlukan. Sebagai orang terdekat tunjukkan bahwa orangtua akan membantu dan memberikan support pada anak.

Apa yang bisa dilakukan? Caranya yakni dengan memberikan pengertian bahwa kejadian buruk yang menimpa anak tak akan terulang lagi. Selain itu, orang tua bisa membimbing anak untuk menjalani kehidupan baru yang bisa membuat pikiranya tidak dihantui oleh rasa trauma yang pernah dialaminya. Memang, trauma tidak bisa dilupakan begitu saja, namun dengan adanya support yang baik maka kejadian buruk akan trauma tersebut bisa dihilangkan bukan?

3. Jangan Mendikte Apa yang Seharusnya Dipikirkan Atau Dirasakan Anak

Ketika seorang anak mengalami trauma akan suatu hal, seringkali orang tua akan mendikte atau memberikan saran pada anak untuk selalu merasa bahagia dan melupakan traumanya. Namun ingat, reaksi satu anak dengan anak lain dalam menghadapi trauma itu berbeda-beda. Ada anak yang terlarut dalam kesedihan yang mendalam dan menarik diri dari lingkungan atau pergaulan ketika merasakan trauma. Maka dari itu, ada baiknya tidak mendikte apa yang harus dilakukan anak. Mengapa? Karena kondisi ini malah bisa membuatnya semakin tertekan.

4. Mengajak Anak Melakukan Aktifitas Yang Disukai

Sebagian orang pasti bertanya-tanya bentuk dukungan seperti apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma anak? Nah, selain dengan dukungan dengan kata-kata, perhatian dan sebagainya, maka orang tua bisa juga menemaninya melakukan aktivitas yang disukainya. Misalnya saja yaitu ketika anak suka menggambar, fokuskan pada kegiatan itu untuk mengasah ketrampilanya hingga anak melakukan traumanya.

Selain itu, mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik misalnya olahraga juga penting untuk mengatasi trauma. Mengapa? Karena aktivitas fisik berperan penting untuk meningkatkan mood atau suasana hati seseorang dengan pelepasan endorfin.

5. Melakukan Konsultasi Dengan Psikolog Anak

Bagi para orangtua utamanya bunda, perlu diketahui bahwa trauma pada anak bisa menimbulkan dampak yang serius jika dibiarkan misalnya saja yaitu terjadinya gangguan stress. Maka dari itu, jangan menganggap enteng apalagi mengabaikan trauma. Lalu bagaimana mengatasinya?

Cara menghilangkan trauma pada anak agar kesehatan mentalnya benar-benar pulih  adalah dengan mendatangi psikolog anak. Dengan bantuan psikolog yang mana merupakan seorang profesional, maka anak pun akan lebih terbantu dengan saran atau terapi untuk mempercepat proses pemulihan traumanya.

Itulah beberapa ulasan mengenai cara menghilangkan trauma pada anak. Ingat, trauma tidak bisa diremehkan. Jika dibiarkan keadaan ini bisa jadi keadaan ini akan mempengaruhi masa depan anak.