Tata Cara Berkurban Menurut Syariat Islam

  
Tata cara berkurban

Menurut syariat islam, ada beberapa syarat bagi orang yang ingin berkurban. Orang yang ingin berkurban harus beragama Islam dan sudah baligh. Orang yang berkurban dalam keadaan mampu dan tidak boleh gila. Syarat terakhir yaitu dalam keadaan merdeka, bukan budak ataupun hamba sahaya. Berikut ini tata cara berkurban menurut syariat Islam:

1. Hadapkan Ke Arah Kiblat dan Gunakan Alat yang Tajam

Cara berkurban yang pertama yaitu mengikat kaki dan menjatuhkan hewan yang ingin dikurbankan secara perlahan ke arah kiblat. Bagi penyembelih juga harus menghadap ke arah kiblat dan dalam keadaan yang bersih/suci. Untuk penyembelih, disunnahkan tidak memotong kuku dan tidak memotong rambut.

Pastikan bahwa alat yang digunakan untuk memotong adalah alat yang tajam dan kuat agar tidak membuat hewan yang dikurbankan merasa tersiksa. Hewan yang dikurbankan harus memenuhi syarat. Unta minimal berusia 5 tahun. Sapi berusia 2 tahun. Kambing dan domba minimal berusia 1 hingga 2 tahun. Harus sehat dan gemuk.

2. Membaca Basmallah, Takbir, dan Doa Ketika Menyembelih Hewan Kurban

Tata cara berkurban selanjutnya yaitu membaca basmallah dan takbir sebelum menyembelih. Baca juga doa sebelum menyembelih. Jika untuk diri sendiri maka perlu mengucapkan kalimat Ya Allah terimalah kurban dariku. Jika menyembelih untuk orang lain, ucapkan kalimat Ya Allah terimalah kurban dari hamba-Mu (disebut namanya).

Penyembelihan hewan kurban sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dalam rangka memberi informasi bahwa berkurban sudah boleh dilakukan. Penyembelihan akan lebih baik jika dilakukan di depan banyak orang agar mendapatkan doa lebih banyak. Saat melakukan penyembelihan, pastikan saluran pernapasan, saluran makanan, dan pembuluh darah telah terputus.

Untuk binatang yang memiliki leher panjang, sembelih lah di bagian pangkal leher sebelah atas. Percepat proses penyembelihan. Jangan berlama-lama agar hewan qurban tidak merasa kesakitan.

3. Menggantung dan Mengikat Saluran Makanan.

Setelah hewan disembelih, gantung hewan tersebut. Saat menggantung hewan kurban, ikatkan kedua kaki di atas sehingga kepala mengarah ke bawah. Tindakan ini difungsikan agar darah dari tubuh hewan bisa keluar dengan lebih baik. Setelah digantung, Ikatlah bagian saluran makanan dengan anus agar usus tidak mencemari daging hewan kurban.

4. Menguliti Hewan Kurban Secara Menyeluruh.

Langkah selanjutnya dalam tata cara berkurban yaitu melakukan pengulitan secara menyeluruh namun bertahap. Dimulai dengan melakukan sayatan-sayatan di sepanjang kulit dada. Dilanjutkan ke bagian perut dan berakhir di bagian kaki. Setelah pengulitan selesai dilakukan, keluarkan isi perut secara hati-hati agar usus dan lambung tidak sobek.

Pisahkan jeroan dan daging hewan kurban. Jangan lupa ambil bagian jeroan seperti hati, paru, jantung untuk dibersihkan terlebih dahulu, mengantisipasi jika ada kotoran yang mungkin masih menempel. Pemisahan antara jeroan dan daging bertujuan agar pembagian lebih merata.

5. Bagikan Daging Kurban Secara Merata.

Kurban yang dilakukan karena nadzar, maka daging yang dihasilkan harus semuanya dibagikan dan harus ada fakir miskinnya. Orang yang berkurban maupun keluarganya tidak diperbolehkan untuk memakan dagingnya.

Jika kurban dilakukan bukan karena nadzar, maka pembagiannya tetap harus ada fakir miskinnya. Orang yang berkurban dan keluarganya boleh makan dagingnya. Pembagian daging kurban bisa dibagi menjadi tiga yaitu 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk tamu, 1/3 untuk fakir miskin. Bisa juga dibagikan untuk tetangga, panitia kurban, dan masyarakat umum.

Itulah tata cara berkurban menurut syariat Islam. Semoga dengan artikel ini pemahaman mengenai cara berkurban menjadi semakin baik dan bisa direalisasikan saat Idul Adha tiba.