Ketika anak sedang kesal karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, tentu hal yang wajar jika melihatnya marah bahkan menangis. Ledakan emosi yang diperlihatkan anak ketika sedang kesal seperti marah, mengamuk atau bahkan menangis disebut sebagai tantrum. Bagi orang tua, mengatasi anak tantrum terkadang sulit dilakukan karena anak masih belum bisa menjelaskan apa yang diinginkannya.
Tantrum manipulatif dan tantrum frustasi merupakan dua jenis tantrum yang biasa terjadi pada anak-anak. Anak dengan rentang usia 15 bulan hingga 4 tahun lah yang paling sering mengalami tantrum. Tantrum pada anak dapat ditandai dengan sikap keras kepala dan sulit untuk ditenangkan ketika sedang marah atau menangis. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani tantrum pada anak.
1. Tetap Tenang
Mengontrol diri agar tetap tenang merupakan sikap yang harus dimiliki oleh orang tua ketika menghadapi anak tantrum. Karena anak tantrum akan mengalami ledakan emosi yang lebih besar ketika sedang kesal, membalas anak dengan teriakan hanya akan membuatnya semakin sulit diatasi. Oleh sebab itu, janganlah membentak dan meneriaki anak tantrum ketika sedang marah dan menangis.
Memberikan imbalan juga kerap kali dilakukan oleh orang tua ketika anak sedang tantrum. Dengan alasan membuatnya tenang, menjanjikan imbalan justru hanya akan membentuk kebiasaan buruk bagi anak. Sebaiknya berikan anak kata-kata pujian serta arahan lembut setelah anak kembali tenang. Hal seperti ini justru akan membuat anak senang dan berusaha untuk bersikap dengan baik.
2. Mengalihkan Perhatian Anak
Untuk mengatasi anak tantrum, sebaiknya orang tua mengalihkan perhatian anak dengan sesuatu yang disukai seperti mainan atau makanan yang disukai. Saat masih kecil biasanya perhatian anak dapat mudah teralihkan dengan sesuatu yang terlihat menarik. Hal ini dikarenakan anak-anak masih dalam masa bermain yang membuatnya mudah tertarik dengan sesuatu yang dapat dirasakan oleh indra.
3. Tidak Memukul Anak
Saat anak sulit ditenangkan ketika sedang marah atau menangis, secara tak sadar orang tua terkadang memukul anak untuk melampiaskan kekesalannya. Tanpa orang tua sadari, memukul anak justru hanya membuatnya semakin sulit ditenangkan. Sebagai gantinya, sebaiknya orang tua memeluk atau mencium anak sebagai bukti kepedulian dan kasih sayangnya. Meskipun sederhana, hal ini terbukti mampu menenangkan anak tantrum.
4. Mengajak Anak Untuk Berkomunikasi
Agar orang tua mengetahui apa yang diinginkan oleh anak, sebaiknya orang tua mengajak anak untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan salah satu hal dasar untuk membentuk hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Selain mengetahui apa yang sebenarnya anak inginkan, komunikasi yang terbentuk juga dapat membuat anak lebih percaya diri dan bersikap positif.
5. Mengetahui Penyebab Tantrum Pada Anak
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, tantrum manipulatif dan tantrum frustasi merupakan dua jenis tantrum yang biasa terjadi pada anak-anak. Tantrum manipulatif bisa terjadi karena keinginan anak tidak dapat terpenuhi dengan baik akibat adanya penolakan. Sedangkan untuk kasus tantrum frustasi dapat terjadi ketika anak tidak dapat mengungkapkan apa yang diinginkannya kepada orang lain karena suatu keterbatasan.
Tentunya orang tua harus mengetahui penyebab terjadinya tantrum pada anak. Karena anak belum bisa mengungkapkan apa yang diinginkan dan dirasakannya, ada baiknya orang tua bertanya secara langsung kepada anak. Dengan bertanya langsung kepada anak, orang tua dapat lebih memahami apa yang anaknya inginkan atau rasakan. Entah itu lapar, lelah atau menginginkan suatu hal.
Demikianlah informasi yang dapat diberikan mengenai cara mengatasi anak tantrum yang dapat dilakukan oleh orang tua. Karena anak-anak belum bisa mengutarakan apa yang dirasakannya dengan baik tentu penting bagi orang tua mencari tahu apa yang diinginkan anak. Jangan ikut membentak, meneriaki atau bahkan memukul anak tantrum karena hanya akan membuatnya semakin sulit untuk ditenangkan.